Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal.
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam. Seringkali lebih mendalam dari yang mereka sadari, walaupun pengajaran di lingkup keluarga berjalan secara tidak resmi. Meski demikian, kita tetap harus mengaplikasikan antara pendidikan di luar keluarga dengan pendidikan dalam keluarga sehingga kita bisa menfilter mana yang benar dan mana yang kurang benar.
Di samping keluarga, yang mempunyai peran penting dalam pendidikan adalah agama. Agama mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Di antara sekian banyak agama, islamlah yang telah jelas kebenarannya dan merupakan agama yang diridlai-Nya. Dalam menjalani kehidupan beragama islam banyak sekali rintangan yang harus dihadapi. Salah satu rintangan yang cukup besar adalah ketika terjadi perselisihan pendapat. Apabila terjadi suatu perselisihan pendapat dalam hal agama maka akan sangat rentan terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat memperlemah kekuatan agama sehingga berpotensi merobohkan agama. Penyimpangan-penyimpangan tersebut seperti permusuhan,saling mencaci maki,memutus tali persaudaraan,menganggap diri/kelompoknya paling benar, dll. Jika semua itu terjadi, maka kebenaran akan sulit diterima sehingga agama islam semakin kacau balau.
Oleh sebab itu, sebagai orang yang berpendidikan sudah seharusnya kita selalu bersikap positif dan berpikr kritis. Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar. Kita harus terbuka terhadap hal-hal yang baru. Bukan berarti orang yang tidak sama atau tidak sependapat dengan kita adalah orang yang salah. Terhadap perbedaan pendapat dalam hal agama islam kita harus bisa mengetahui mana yang hak dan mana yang bathil berdasarkan dalil empat perkara : Al-quran,hadits,ijma’ dan qiyas. Empat tersebut merupakan piranti umat islam dalam menjalan syariat Nabi Muhammad SAW, dan dengan keempat tersebut kita bisa mengetahui mana yang hak dan mana yang bathil. Ketika kita sudah mengetahui tentang kebenaran kita wajib mengikutinya meskipun yang mengatakan kebenaran tersebut adalah orang yang tidak kita sukai atau orang yang tidak sependapat dengan kita. Jika kita tidak mengikuti kebenaran tersebut dan masih bersikukuh menuruti hawa nafsu kita maka kita merupakan orang yang berada dalam belenggu syaitan, na’udzu billah min dzaalik. Kita tidak harus mengikuti banyaknya orang karena kebanyakan orang belum tentu benar, seperti contoh umat agama terbanyak di dunia adalah umat kristiani, haruskah kita mengikutinya….?? Jelas tidak. Kita tidak harus mengikuti orang-orang terdahulu karena bisa jadi pada saat itu mereka sedang berfokus pada kondisi umat islam yang masih lemah dan belum siap diberikan hal baru yang lebih ekstrim atau mungkin mereka belum mendapatkan wawasan yang luas karena terbatasnya fasilitas pada saat itu. Kita tidak harus mengikuti orang tua kita karena kita adalah insan berpendidikan yang terus berkembang, selalu menambah wawasan dan tahu akan kebenaran. Namun, jika kita sudah mengetahui kebenaran yang sesungguhnya sedang orang tua kita belum mengetahuinya kita wajib memberitahu mereka agar keluarga kita berada di jalan yang diridlai-Nya. Yang harus kita ikuti adalah guru/orang ‘alim yang bersifat ‘adil. Orang ‘alim bersifat ‘adil yaitu orang yang mengetahui syara’ beserta dalilnya yang bersumber dari Al-quran,hadits,ijma’,qiyas dan terpercaya dalam mnenyampaikan syariat agama islam karena sesuai dengan dalil empat perkara tersbut. Hal ini bertujuan untuk membatasi agar syariat agama islam yang disampaikan masih tetap utuh seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tanpa menambahi maupun mengurangi.
Jadi sebagai orang yang berpendidikan kita harus terbuka terhadap hal-hal barudan meresponnya dengan positif. Dalam hal agama yang harus kita ikuti adalah orang ‘alim yang bersifat ‘adil. Kita tidak harus mengikuti kebanyakan orang, orang tua terdahulu atau siapa saja yang belum jelas kebenarannya. Kita juga harus menerima kebenaran apapun kleadaannya. Kita tidak boleh mencela,menghina,mencaci atau menjatuhkan orang yang tidak sependapat dengan kita. Belum tentu kita lebih baik dari mereka. Selain itu, kita juga harus selalu menjaga tali persaudaraan sesama muslim. Perbedaan merupakan hal yang wajar. Perbedaan itu akan indah, membuat hidup kita semakin berwarna bila kita menyikapinya dengan penuh toleransi. Betapa indahnya bila kita hidup dengan penuh kerukunan dan penuh perdamaian.

 

Unknown

The following two tabs change content below.
osis@smarifaiyah.sch.id'

osis

osis@smarifaiyah.sch.id'

Latest posts by osis (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


*

Loading Facebook Comments ...